https://debelnk.com/ – Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, berusaha menerima hasil pahit gagal menang di MotoGP Inggris 2025 akibat masalah teknis motor dengan lapang dada.
Hampir saja, oke128 misi mengakhiri kekeringan kemenangan selama tiga tahun tercapai saat Quartararo berhasil memimpin balapan MotoGP Inggris 2025, Minggu (25/5/2025) dengan sangat dominan.
Dalam balapan penuh drama di awal sesi hingga diwarnai red flag, El Diablo berhasil membuktikan kemampuan Yamaha M1 dalam melawan para pembalap Ducati.
Dia memimpin dengan dominan, unggul bahkan sampai 5 detik dan sudah di ambang kemenangan.
Namun, drama-drama yang disuguhkan di awal sesi lomba seperti jatuhnya Marc Marquez, Alex Marquez, hingga Francesco Bagnaia, ternyata belum ada apa-apanya dengan yang dialami Quartarao.
Pembalap asal Prancis itu ternyata justru jadi pemeran utama dalam karakter paling menyedihkan dalam balapan di Sirkuit Silverstone.
Menyisakan enam putaran terakhir, Quartararo mengalami masalah pada rear height device atau perangkat pengatur ketinggi pada motornya.
Motornya melambat, dia disalip cepat oleh Marco Bezzecchi (Aprilia) yang berakhir jadi pemenang, meninggalkan juara dunia MotoGP 2021 itu perlahan menepi, bersimpuh, dan tertunduk seakan tak percaya.
Quartararo jelas seakan tak percaya dengan apa yang dialaminya, kemenangan di depan mata raib dalam sekejap.
Sesuatu yang sangat pahit untuk ditelan, tetapi bagaimanapun, segalanya memang bisa terjadi di ajang balapan ini.
Terlepas dari siapa pemenang dan siapa yang comeback, MotoGP telah memastikan bahwa Quartararo berhak jadi Rider of The Week pekan ini.
“Sungguh disayangkan karena saya sudah lama tidak merasa sebagus ini dan semuanya terkendali,” ungkap Quartararo dikutip Bolasport dari Speedweek, setelah gagal finis.
“Itu memberi saya harapan, seperti yang saya katakan terakhir kali…” tambahnya terhenti.
Pembalap asal Nice, Prancis itu sempat berusaha menyembunyikan air matanya yang dia tahan.
Namun pada akhirnya, air mata kesedihan itu mengalir dan membuat dia sempat mengambil jeda di hadapan sejumlah wartawan.
“Ya itu memberi saya harapan. Hanya saja memang apes, apa yang terjadi hari ini sangat buruk. Namun itu memberi saya harapan,” katanya soal performa Yamaha.
“Kami telah memperbaiki motor (lebih baik) dan jika semuanya berjalan dengan baik, kami akan cepat.”

Quartararo terlihat masih terguncang meski dia selalu berusaha untuk terlihat tabah.
Dia berusaha memberi motivasi pada dirinya sendiri setelah dia tahu bahwa dia punya kemampuan itu untuk menyaingi para pembalap dari Ducati, Honda, atau Aprilia.
“Kami akan kembali,” katanya optimistis.
“Saya tidak tahu kapan waktu berikutnya akan tiba. Akan ada masa di mana kami akan berjuang, akan ada masa di mana kami akan menjadi kuat.”
“Kami sudah berada di jalur yang benar,” tandas Quartararo yang perasaannya masih hancur.
Tentang masalah perangkat ketinggian yang tiba-tiba rusak, dia menjelaskan lebih detail.
“Perangkat pengatur ketinggian di belakang tersangkut di bagian bawah, saya tidak bisa melepaskannya, itu langsung rusak,” jelas Quartararo.
“Hal-hal yang belum pernah terjadi pada kami justru terjadi di saat kami dalam situasi seperti hari ini (hampir menang).”
“Ini cukup membuat frustrasi, tetapi saya telah menunjukkan pada diri saya sendiri dan seluruh tim bahwa kami bisa berada di sana (menang), dalam situasi yang belum bagus bagi kami, kami bisa melewatinya.”
“Kami sudah bagus, memiliki strategi yang bagus untuk mendapat posisi bagus, sayangnya kami kurang beruntung.”
“Tapi bagaimanapun juga, rasanya menyenangkan bisa merasa begitu baik di atas motor, memiliki selisih waktu 5 detik.”
“Sudah lama sekali kami tidak merasakan begini,” ucap Quartararo.